ki ka: Ryosuke Yamada, Yuto Nakajima
#Zahra's
POV
“Tabemashou~”
ajak Nisa.
“Doko
de?” tanyaku.
“Ramen.
Laper berat.” kata Nisa.
“Ho o eh,
laper ayo makan ramen.” ajak Ucik.
“Hhh.
Oke. Tapi kok kesana e? jauh banget.” keluhku.
“Ha mau kemana? Keungan udah menipis mamen, cari yang murah hohoho.” jawab Nisa&Ucik.
“Ha mau kemana? Keungan udah menipis mamen, cari yang murah hohoho.” jawab Nisa&Ucik.
“Feeling
ku ga enak nek kesana.”
“Mbii.”
“Mbaa”
balasku.
“Gaya banget Zah, pake feeling hahahaha.” seru Nisa.
“Gaya banget Zah, pake feeling hahahaha.” seru Nisa.
“Doushite?
Kamu bad mood kan gara-gara Yama kemaren?” tebak Ucik.
“Y.
Sugoku mukatsuku!”
“Udah lah
lupain aja, udah ayo makan aja!” tambah Nisa.
“Kita
yang bayar wes. Nyari gratisan to kamu?” tawar Ucik
“Buahahahahahaha.
Enggak enggak. Tapi yaudah yo, laper aku:p” 'wkakakaka.'
“Huuu.”
****
Kita naik
bis kesana. Deket, jalan bisa sebenernya. Kedai yang biasanya. Sepi.
Tuh kan,
cuma ada 3 cowok. Kita duduk di satu meja, deket pintu. Aku pesen
makanan.
“Sumimasen.”
kataku.
“Ee Saki
chan?” ada yang manggil aku, aku nggak tau sapa.
“Hai?” aku ngeliat mukanya.
“Hai?” aku ngeliat mukanya.
“Hahahaha.
Konnichiwa. Ngapain disini?”
“Makan,
tentu saja.”
“Iya ya.
Sama sapa Saki chan?”
“Ichi
chan& Nisa chan. Itu disana.” aku nunjuk ke meja.
“Oh iya.
ya.”
Aku mencari
bibinya yang jual. 'Bibinya mana e?'
Aku
berusaha manggil “Sumimasen. Bibi, tolong miso ramennya 3
ya~”
“Ah, hai
Saki chan. Tunggu sebentar.” jawab Chii.
“Hai. Kok kamu yang ngelayanin Chii kun?”
“Hai. Kok kamu yang ngelayanin Chii kun?”
“Nggak
apa. Hm? Hai. Kedai ini punya bibiku.” jelas Chii.
“Hah?
Iya?” tanyaku kaget.
“Un.
Makanya anak HSJ suka kesini.” Chii tersenyum.
“Sou~ hai. Hai.”
“Sou~ hai. Hai.”
“Aku juga
nggak nyangka kalian tau.”
“Hehehe.”
“Hehehe.”
“Ini
ramennya Saki chan.” Chii kun bawa nampan.
“Ah, arigatou Chii kun. Sini biar aku yang bawa.” aku mau ngambil nampan yang dibawa Chii.
“Nggak usah. Yuk, duduk di meja sebelah Dai chan aja ya, sekalian ngobrol. Sana panggil Ichi chan& Nisa chan pindah.” suruh Chii.
“Ah, arigatou Chii kun. Sini biar aku yang bawa.” aku mau ngambil nampan yang dibawa Chii.
“Nggak usah. Yuk, duduk di meja sebelah Dai chan aja ya, sekalian ngobrol. Sana panggil Ichi chan& Nisa chan pindah.” suruh Chii.
“Ah,
hai.”
Aku jalan
ke meja Nisa& Ucik duduk. “Pindah yo eh, disuruh Chii kun, di
sebelahnya Dai.”
“Ada
mereka o?!” tanya Ucik& Nisa kaget.
“Iya.”
“Un!”
Kita duduk
di meja sebelah meja Dai, Chii, satu lagi nggak tau siapa. Pake topi
belum keliatan.
“Ah,
konnichiwa Saki chan, Ichi chan, Nisa chan~” sapa Dai.
“Konnichiwa~”
balas kami.
“Ayo
duduk.” ajak Chii.
“Ehehehe
iya.”
“Eh Dai
kun, Yabu kun kemana? Hahaha.” tanya Nisa.
“Kalo Ryu
kun? Hehehe.” tambah Ucik.
“Ah,
kangen ya?” goda Chii.
“Entar
mereka nyusul kesini kok.” tambah Dai.
“Hai. Tau
aja. Ahahahaha” Ucik& Nisa tertawa.
“Ciyeeeeeee.”
“Kita
cuma sama Yama aja sekarang, entar yang lain nyusul.” jelas Chii.
'Apa? Yama?'
“Yam, ada
Ichi chan, Nisa chan, ama Saki chan lho.” Daiki nyikut cowok
disebelahnya yang lagi makan ramen. 'Sumpah we?! Itu Yama o?!'
“UHUUUUUUK!!”
Yama tersedak. Ramennya hampir muncrat. 'Monyet! Tuh kan, ada Yama
o iye!! pantes feelling ku nggak enak.'
“Doushite
Yam?” tanya Daiki, nepuk pundaknya.
“Em,
konnichiwa Yama kun~” sapa Ucik& Nisa
“Hai,
konnichiwa Nisa chan, Ichi chan~” Yama tersenyum.
“Kamu ngapain disini?” tunjuk Yama ke arahku, dengan sumpit. 'Apa-apaan?'
“Kamu ngapain disini?” tunjuk Yama ke arahku, dengan sumpit. 'Apa-apaan?'
“Kamu
ngapain Yam?” tanya Chii.
“Pasti
deh, bawaannya kalo ketemu Saki chan kamu marah-marah.” tambah
Daiki.
“Hem.
Kamu ngikutin aku hah?” tuduh Yama.
“WHAT?!”
“Buktinya,
kamu disini hah!”
“Kebetulan
kali. GR!”
“Kamu
itu! Gara-gara kamu! Aku nggak nafsu makan sekarang!” semprot Yama,
meletakkan sumpitnya dengan kasar.
“Kamu?
Nggak nafsu makan? Hahahaha.” sahut Chii.
“Nggak
mungkin, iya kan? Yama kan rakus. Hahahaha.” tambah Daiki.
“Iya kan
minna?” tanya Chii tertawa.
Nisa&
Ucik bingung, “Eh.. mungkin?”
“Hah!
Nyalah-nyalahin aku! Nggak mungkin kamu nggak nafsu makan!”
balasku.
“Kamu tau
apa hah?”
“Aku tau
kamu rakus.” jawabku datar.
“Rakus?
Atashi ha? Kimi!”
“Kamu
itu!” balasku.
“Sebenernya
dua-duanya sama-sama rakus. Hehehehe” sahut Ucik& Nisa
kompak.
“APA?!” seruku& Yama, kompak.
“APA?!” seruku& Yama, kompak.
“Hahahaha
kompak banget kalian.” kata Chii.
“Apanya?
Sapa coba yang mau kompak sama si rakus!”
“HAH?
Kamu itu yang rakus!” teriakku.
“Udah
deh, dibuktiin aja siapa yang lebih rakus. Daripada berantem.” usul
Daiki.
“Iya!
Sana lomba makan ramen!!” dukung Nisa.
“Un!
Setuju! Ahihihi.” tambah Ucik.
“HAH?”
aku kaget. 'Yang bener aja~'
“Oke!
Ayo!! Kenapa? Takut hah?” tantang Yama.
“Enggak!
Sapa takut! Oke!!”
****
Chii, Nisa,
Daiki, Ucik bawa nampan. Satu orang bawa dua mangkok. 'Gede mamen
porsinya! Glek!'
“Nah!
Yama chan, Saki chan, ini kita kasih ramennya, dimakan. Oke?” jelas
Daiki.
“Un..”
aku ragu-ragu.
“Kenapa
Saki chan? Ayo kalahin Yama chan!!” dukung Chii.
“Ayooo!
Fighting! Seungri! Seungri!!” dukung Nisa.
“Fighting!”
dukung Ucik& Daiki.
“Nggak
ada yang dukung aku?” Yama protes.
“Enggak!
Hahaha. Yaudah, Ichi! Ni! San! Go!!”
Aku makan
ramen mangkok pertama. Aku udah nggak peduli mukaku, rambutku pas
makan gimana. Yang penting abis! Yang cepet!! Yama juga gitu.
“Fighting
Saki!!”
Aku ambil
mangkok yang kedua, yang pertama udah abis. Yama udah ambil mangkok
kedua duluan. Kita makan teruuuuuus!! 'Buset ampir kenyang'
“Go!
Fighting!!”
#Yuto's
POV
“Jadi
makan nggak? Lapeeer.” tanya Ryuu. Kita abis latihan, Yuya, Hikaru,
Kei udah pulang. Daiki, Chinen, Yama makan. Tinggal aku, Keito, Yabu,
Ryu.
“Jadi
jadi jadi!” jawabku, bener-bener laper.
“Dimana?”
tanya Keito.
“Di
kedainya bibi Chii kan? Tadi kita udah bilang mau nyusul.”
“Oh
iya yaaa. Oke ayo.”
Kita
naik bis ke kedai ramen bibi Chii. Sepi, kita masuk.
“Konnichiwa
minnasan~” sapaku, Ryu, Yabu, Keito.
Chinen
langsung menyerbu. Disana ada Yama chan sama cewek. 'Eh? Saki
chan?' mereka makan cepet banget. Ada Daiki juga 'sama Ichi
chan& Nisa chan?' berdiri di samping mereka, teriak-teriak
“Ah kalian datang juga! Ayo ayo!
“Kenapa
itu Chii?” tunjuk Keito.
“Nah!
Itu Kei chan! Tadi Yama chan sama Saki chan berantem, eh terus mereka
lomba makan ramen!” jelas Chii bertubi-tubi.
“Ee?!
Saki chan? Majide?!” tanyaku shock 'Masa Saki chan lomba makan
ramen ama Yama chan sih?'
“Iyaaaa!
Ayo nonton!” Kita semua jalan ke deket meja mereka.
“Ada
Ichi chan ya?” Ryu langsung jalan cepat ndekitin Ichi. “Ichi
chan?” tanya Ryu menepuk pundak Ichi.
“Yo!
Nisa chan! Konnichiwa!” sapa Yabu.
“Hah?
Yabu kun! Konnichiwa! Ayo dukung Saki chan! Fighting!” seru Nisa
berapi-api.
“Uwaaaaa!
Ryu kun~ ayooo dukung Saki chan, ya? Fighting!” ajak Ichi.
“Un!!
Fighting Saki chan!!” dukung mereka semua.
“Saki
chan! Fighting!!” teriakku, ngeliat Saki chan yang lagi nunduk
makan ramennya. Dia cuma ngangguk.
#Zahra's
POV
“Konnichiwa minnasan~” Ada yang masuk
dari pintu, Chii langsung nyamperin. Samar-samar. Aku bener-bener
konsentrasi buat makan. Nggak mau kalah dari Yama. 'FIGHTING!'
“Un!! Fighting Saki chan!!” seru
mereka. Aku tetep nonduk makan. Nggak ngeliat muka mereka. 'cowok
2. sapa ya? Yabu kun sama Ryutaro ya?'
“Saki chan! Fighting!!' ada yang dukung
lagi. 'Eh.. perasaan nih suara YUTO KUN?!'
Aku langsung ngangkat mukaku. Ngeliat itu
siapa. Cepet-cepet nelen ramenku.
“YUTO KUN?!” aku langsung teriak.
“Un! Fighting Saki chan!” dukungnya.
'Mampus! Yuto kun?! Astaga!! Mukaku!'
Aku langsung nunduk. Ngeblush
mamen. Malu. Aku langsung jaim. Kecepatan makanku melambat.
#Yuto's
POV
Saki nunduk, kecepatan makannya melambat.
“Douishite Saki chan? Kamu
kekenyangan?” tanyaku cepat.
“Saki chan! Kok melambat?” tanya
Chii.
“Eh kenapa? Fighting!”
“Kamu ngapa e Sa?! Gek dimakan cepet!!
Fighting!!” sahut Nisa berapi-api.
“Iie. Aku udah ah. Kenyang.” kata
Saki meletakkan sumpitnya.
“He? Kenapa Saki chan? Lho?” tanya
Daiki.
“He?” tanya Keito.
“Douishite?” tanya semua.
“Nggak apa aku kenyang. Aku kalah. Yama
kun menang.”
“Uso! Arienai! Masa gitu aja kalahnya
Saki chan?” desakku.
“Enggak apa Yuto kun, aku udah
kekenyangan. Hehehe.” katanya senyum.
Yama meletakkan sumpitnya diatas mangkok
dengan kasar.
“Kamu nyerah ha?” tantang Yama.
“Ya. Kamu menang. Puas?” tanya Saki.
“Enggak. Nggak mungkin kamu kalah, baru 3 mangkok. Mana ada lomba makan ramen sedikit ini ha?” semprot Yama.
“Gimana lagi? Aku udah kenyang, oke? Harusnya kamu seneng. Kamu menang.”
“Kamu nyerah ha?” tantang Yama.
“Ya. Kamu menang. Puas?” tanya Saki.
“Enggak. Nggak mungkin kamu kalah, baru 3 mangkok. Mana ada lomba makan ramen sedikit ini ha?” semprot Yama.
“Gimana lagi? Aku udah kenyang, oke? Harusnya kamu seneng. Kamu menang.”
“Kamu nggak makan lagi gara-gara ada
Yuto kun kan?” tebak Yama.
“Ha?” tanyaku.
“Eh.. I.. Iie! Enggak!” keliatan kalo dia bohong.
“Ha?” tanyaku.
“Eh.. I.. Iie! Enggak!” keliatan kalo dia bohong.
“Uso! Dasar! Masa cuma diliat Yuto kun
kamu malu ha? Nggak usah sok jaim”
“Apa katamu?!” Saki& Yama perang.
Kita semua cuma diem.
“Kamu-sok-jaim-gara-gara-cuma-diliat-cowok-Yuto”
eja Yama ketus.
“AHHHH!!” teriak Saki.
5 detik kemudian, diatas topi Yama udah
ada mangkok ramen. Sukses, mukanya penuh ramen.
“Haaaaah? A.. Astaga?” kita semua
kaget. Yama cuma diam.
“KAMU NGAPAIN RAMENNYA HAH?” seru
Yama.
“Aku tumpahin ke mukamu. Kenapa? Ga
suka?” Saki berdiri.
“Tuh makan, bonus.” tambah Saki
ketus. Dia jalan, keluar kedai.
“Saki chan? Matte!” teriak kami
semua.
#Zahra's
POV
“AHHHH!!” aku udah nggak tahan. 'Yama
sialan!!'
Aku liat mangkok di meja. 'Bagus masih
ada sisanya!' Nggak pake mikir aku langsung ambil mangkok ramen
sisaku, aku tumahin ke atas topinya. Basah. Mukanya penuh ramen.
Rambutnya basah kena kuah.
“Haaaaah? A.. Astaga?”
“KAMU NGAPAIN RAMENNYA HAH?”
“Aku tumpahin ke mukamu. Kenapa? Ga
suka?” aku berdiri.
“Tuh makan, bonus.” aku jalan keluar,
nggak tahan ada Yama.
“Saki chan? Matte!” teriak mereka
semua, ralat. Kecuali Yama.
'BZZET..
I'm so stupid~ I'm so stupid in love~ ya ya ya ya~' ponselku
bunyi. E-mail.
from: ichimochi@bang.co.jp
to: sakisuki@bang.co.jp
Eh!
mau kemana Zah?! Ayo balik lagi!!
Aku&
Nisa.
Aku
masukin lagi ponsel ku ke kantong. Males buat bales. Aku makin jalan
cepet.
“Matte Saki chan!” panggil Yuto, dari
belakang.
Aku jalan makin cepet. “STOP Saki chan!
Matte!” Yuto megang pundakku,
Terpaksa, aku berhenti, menoleh ke arah
Yuto.
“Apa?” tanyaku ketus.
“Apa?” tanyaku ketus.
“Mau kemana?”
“Pulang.” jawabku datar, tetep
jalan.
“Ayo aku anter.” tawar Yuto.
“Ayo aku anter.” tawar Yuto.
“Nggak perlu, udah sampe sini.
Tanggung. Udah mau nyampe juga.”
“Nggak papa. Kita jalan aja.” desak
Yuto.
“Terserah.” jawabku terus jalan.
“Terserah.” jawabku terus jalan.
“Kamu ketus banget Saki chan~”
katanya pelan, sambil mengimbangi jalanku.
“Ah.” dia sadar. “Maaf. Gomen ne.
kamu tau apa yang barusan terjadi Yuto kun.”
“Iie. Nggak apa. Hai. Maa-maa
ochitsuite.”
“APA?! Ya nggak bisa dong Yuto kun! Sugoku mukatsuku!” teriakku. Berhenti di tengah jalan.
“APA?! Ya nggak bisa dong Yuto kun! Sugoku mukatsuku!” teriakku. Berhenti di tengah jalan.
“Sabar Saki chan~ Memang Yama chan
gitu. Tapi, kayak yang aku bilang kan, dia itu sebenernya baik.
Pecaya deh.”
“Hem.”
“Haus..” kataku lirih.
“He? Apa?” tanya Yuto, menoleh.
“He? Apa?” tanya Yuto, menoleh.
“Apa? Aku nggak bilang apa-apa.”
kilahku. 'Ah. Malu nek ngomong haus. Tapi haus e.'
“Masa? Kamu haus kan?”
“Nggak.” tolakku ketus. “Glek!”
aku menelan ludah.
“Menyerah aja Saki chan, kamu haus kan?
Hahaha.” 'ketauan deh. Malu'
“Uhh..”
“Stop. Ayo minum dulu.” Yuto masuk ke
mini market yang kita lewatin. Dia masuk. Aku tetep diluar. 'Ah,
Yuto kun terlalu baik sama orang. Malah Yama kuwi jahat banget!'
#Yuto's
POV
Aku keluar mini market. 'Lumayan
ngadem bentar. Suasana panas banget.' Saki berdiri di luar mini
market.
“Saki chan. Nih minum.” kataku,
ngasih dia satu kaleng coke.
“Hm? Ah. Sankyuu Yuto kun.” katanya
senyum.
“Yup. Ayo jalan lagi.”
Saki chan minum coke nya cepet banget.
Haus banget kali. Aku sama Saki chan terus jalan pulang ke rumahnya.
Kaku. Kita sama-sama nggak ngomong. Tumben, banget.
“Minummu udah abis belum Saki chan?” tanyaku basa-basi.
“Minummu udah abis belum Saki chan?” tanyaku basa-basi.
“Udah abis. Kamu?”
“Udah juga. Sini aku yang bawa. Aku
masih bawa plastiknya tadi abis beli. Biar entar kalo ketemu tempat
sampah aku buang.”
“Nggak usah entar biar aku yang buang
sendiri.”
“Sini.” aku menarik kaleng coke dari
tangannya.
“Eh! Yaudah. Sankyuu.”
“Douita. Kamu bad mood kan Saki
chan?”
“Y.” dia jalan makin cepet.
“Pelan-pelan aja.”
“Ah. Gomen ne Yuto kun. Aku kasar
banget ke kamu hari ini.” dia menunduk.
“Nggak apa Saki chan. Aku tau. Kalo aku cewek aku pasti ngerasa gitu juga.”
“Tau dari mana? Kayak pernah jadi cewek aja. Hahaha.”
“Soalnya aku tau perasaan wanita.”
“Nggak apa Saki chan. Aku tau. Kalo aku cewek aku pasti ngerasa gitu juga.”
“Tau dari mana? Kayak pernah jadi cewek aja. Hahaha.”
“Soalnya aku tau perasaan wanita.”
“HAHAHAHAHAHAHA. Ngakak.” dia ketawa.
“Kenapa malah ketawa? Bener kan?”
tanyaku PD.
“Hm? Hahahaha maaf. Tapi iya juga sih.”
“Hm? Hahahaha maaf. Tapi iya juga sih.”
“Tuh kan. Apa aku bilang.”
“Iya deh iya. Eh udah sampe Yuto kun.”
dia berhenti di depan pintu.
#Zahra's
POV
“HAHAHAHAHAHAHA. Ngakakss.” perutku
sakit. 'Yuto kun bahasanya tinggi banget! Hahahaha!'
“Kenapa malah ketawa? Bener kan?”
“Hm? Hahahaha maaf. Tapi iya juga sih.”
“Hm? Hahahaha maaf. Tapi iya juga sih.”
“Tuh kan. Apa aku bilang.” tanyanya
makin PD.
“Iya deh iya. Eh udah sampe Yuto kun.”
aku berhenti di depan pintu.
“Ah iya. Udah sana masuk Saki chan. Tidur.” Yuto senyum.
“Ah iya. Udah sana masuk Saki chan. Tidur.” Yuto senyum.
“Yup. Aku emang butuh tidur. Haaaaah.
Jhaa ne Yuto kun.” aku jalan masuk pintu.
“Jhaaa.”
#Yuto's
POV
Aku jalan mutar balik, Saki udah mau
nutup pintu. 'Apaan ya? Perasaan ada yang lupa?' Aku megang
kantong plastik yang isinya kaleng bekas minum tadi. 'Ah! Iya!!'
“Saki chan! Chotto!” aku lari ke
pintu rumahnya.
“He?” Saki chan ngeluarin kepalanya
dari pintu. Dia udah mau nutup pintu, tadinya.
“Apa Yuto kun?”
“Aku lupa. Sini pinjem tanganmu.”
“Aku lupa. Sini pinjem tanganmu.”
“Buat apa?” tanyanya, keluar dari
rumah.
“Udah. Sini. Pinjem.”
“Buat apaan sih? Yaudah. Yang mana? Kanan apa kiri?”
“Buat apaan sih? Yaudah. Yang mana? Kanan apa kiri?”
“Yang mana aja boleh.”
“Nih.” dia mengulurkan tangan
kanannya.
Aku megang tangan Saki. Aku mutusin tutup
kaleng yang ada bolongannya dari kalengnya. Aku masukkin ke
kelingking kanan Saki. Di jadiin cincin.
Saki membeku. Buat 10 detik dia nggak
gerak apapun. Tangannya mendadak dingin.
“Nah. Udah. Gimana?”
Dia cuma mangap, tiba-tiba ekspresinya
berubah. “Apaan nih? Hahahahahahahahahahahaha.” dia ketawa. Evil
laugh.
“Weits, kenapa? Ga suka?” tanyaku kaget, nggak nyangka bakal dapet respon yang segini jahatnya.
“Weits, kenapa? Ga suka?” tanyaku kaget, nggak nyangka bakal dapet respon yang segini jahatnya.
#Zahra's
POV
Yuto megang tanganku. Dia ngeluarin tutup
kaleng yang kecil, buat mbuka itu. Yang ada bolongannya. 'Buat
apaan sih?'
Yuto masukkin tutup kaleng itu tadi ke
kelingking kananku. Di jadiin cincin.
'WHAT?'
Aku membeku. Buat 10 detik aku nggak bisa
gerak apapun.
'YUTO!
Ngasih aku cincin?! Astaga! Sumpah we?! Kayak manga aja! Kayak MV nya
2NE1 Sandara yang Kiss. Whooooa!!'
“Nah. Udah. Gimana?” tanyanya senyum,
nepuk tanganku.
Aku nggak bisa ngomong “Apaan nih?
Hahahahahahahahahahahaha.” aku bingung mau respon apa. Aku jadi
jaim.
“Weits, kenapa? Ga suka?” tanyanya kaget.
“Weits, kenapa? Ga suka?” tanyanya kaget.
“Ini kayak di manga-manga aja, kayak
mainan. Hahahaha.” aku ketawa jahat.
“Kamu nggak suka?” ekspresi nya
berubah.
“Enggak gitu, cuma.. hahahahahahaha.”
“Kimi wa meccha kawaii dayo Saki chan~”
“Eh?” aku membeku. 'Gila, gombal
banget mameeeeeen'
“Un. Demo, lupakan. Kamu nggak suka
kan? Sini copot lagi aja.” mukanya kecewa.
Aku merasa sangat bersalah “Eh..
Enggak.. Maaf aku nggak bermaksud.. Enggak, aku suka kok. Banget.”
aku berusaha jujur, yah, nggak semua kenyataan tapi.
“Wah? Serius? Yatta!! Yeyeye. Tuh kan
kamu suka weeek.” mukanya ceria lagi.
'Sial.
Aku ditipu-_-' “Iyah aku
suka. Arigatou~”
“Hahahaha. Dipake ya. Jhaa ne Saki
chan.” Yuto kun berbalik.
'Aku
suruh pake ginian? Yaudah deh, kan yang ngasih Yuto ahahahaha.. Ehm,
Yuto nggombal banget hohohoho. Ahh coba yang ngasih Yama, huhuhu.
Stop Zah, nggak usah melankolis ah. '
****
from:
yamyam@jump.co.jp
to:
sakisuki@bang.co.jp
Moshi
moshi Zahra chaaaaaaaaaan! Ayo chat sekarang! Ima!!
from:
sakisuki@bang.co.jp
to:
yamyam@jump.co.jp
Moshi
moshi Ryo kun. Semangat banget? Hai.
Chat
room
yamyam: Konbanwa!
Zahra chaaaaaan! >:@
sakisuki: Konbanwa~ Kenapa sih? Semangat banget Ryo kun? :o
sakisuki: Konbanwa~ Kenapa sih? Semangat banget Ryo kun? :o
yamyam: kamu
tau nggak?
sakisuki: enggak
sakisuki: enggak
sakisuki: hahahahahahaha
:p #peace
yamyam: jangan
bikin aku tambah bm
Zahra chan-_-
sakisuki: ah,
gomen ne Ryo kun~ shiranai!
yamyam: iya.
Gomen. Aku sebel banget, tambah sebel Zahra chan >:@
sakisuki: sama
siapa? Kenapa?
sakisuki: sama cewek yang kemarin itu?
sakisuki: sama cewek yang kemarin itu?
yamyam: yup.
100 buat Zahra chan! Kenapa? Dia numpahin ramen ke kepalaku!!!
yamyam: Zahra
chan? Kamu masih on?
Sakisuki is typing..
Sakisuki is typing..
sakisuki: hah?
Nani?! Numpahin ramen?!! :S
yamyam: iya!!
sialan banget kan tu cewek.
sakisuki: majide?!
Aku juga kemarin abis numpahin ramen ke cowok. Hari apa Ryo kun?
yamyam: un!
Hah? Jangan-jangan.. Sabtu.
Sakisuki is typing..
sakisuki: aku juga! Astaga! Kok bisa sama? Jangan-jangan.. :S
sakisuki: aku juga! Astaga! Kok bisa sama? Jangan-jangan.. :S
yamyam: ga
mungkin!! cowok nya jelek nggak?
sakisuki: Jelek!
Bangeeeeeet!! dia cowok yang sama, yang aku sebelin kemarin.
yamyam: yeeeeeey!!
berarti bukan aku? :D
sakisuki: iyaaaaa.
Fuuuuh.
yamyam: neeeee~
lega. Hahahaha. Hebat ya kita bisa sama.
sakisuki: iyaaa
kan kita kompak ;)
yamyam: iyaaaap
kita sehati sejiwa? Hahahaha :p
sakisuki: iya
deh iya. Toss! Plak! Wkwk :p
sakisuki: eh
off dulu ya Ryo kun, udah malem~ Oyasumi~
yamyam: yaaaah.
Yaudah deh. Hai, besok aku e-mail kamu Zahra chan! :3 Konbanwa~
Oyasumi! Mimpiin aku ya :P
****
#
Yuto's POV
Aku di ruang latihan sekarang. Udah pada
pulang, tinggal aku. Sama Yama. Yama lagi duduk, istirahat, habis
ngedance. Aku habis ngedrum. Kita banyak latihan sekarang.
Bentar lagi mau konser, seminggu.
“Hoi.” aku pindah duduk disebelahnya.
“Apa Yuto kun?”
“Kamu masih mau disini? Kapan pulang?”
“Entar aja. Masih panas. Kamu?”
“Entar juga aja. Ngomong-ngomong Yama
chan..”
“Nani?” sela Yama.
“Kamu sebel sama Saki chan. Hm?”
tanyaku, tenang.
“Ah. Kamu pasti udah tau kan. Nggak
usah tanya.” jawabnya, ketus.
“Gomen. Aku cuma tanya. Doushite?”
“Kenapa? Bukannya dia bikin kamu telat
ya hah?” tanya Yama balik, tepat sasaran.
“Cuma gara-gara itu. Aku tau. Tapi, eh
aku minta maaf telat waktu itu.”
“Nggak papa. Lupakan. Asal nggak telat
lagi aja. Apalagi kalo cuma gara-gara Saki. Nggak penting”
“Gomen. Tapi ya, kamu sewot banget sama
dia.”
“Aku juga nggak tau. Errr.. gara-gara
aku nunggu temen e-mail ku itu awalnya, dia nggak dateng. Aku udah
nunggu 1 jam! Lama banget! Yang bener aja! Padahal temen e-mail Yabu
kun sama Ryu dateng. Ichi chan sama Nisa chan itu. Haaaah.”
“Kamu udah tanya dia, kok nggak dateng.
Udah belon?”
“Udah. Tapi yaudah lah.”
“Kamu nggak marah sama dia?”
“Tadinya, iya. Tapi yaudah, aku nggak
bisa marah sama dia. Entar kalo aku marah sama dia juga rugi. Nggak
ada temen chat seasik dia. Hahaha.” Yama senyum.
“Suki? Hahaha.” tebakku.
“Ee? Hahaha.”
“Ee? Hahaha.”
“Hahahahaha. Kamu gampang ditebak Yam.
Jadi gara-gara itu kamu sensi ama Saki?”
“Eh.. Tau ah, gelap. Nggak tau,
pokoknya aku sebel sama dia. Hhhh.”
“Dia mancing terus sih buat berantem.
Kenapa kamu baik banget sama dia?”
Aku bingung. “Ore..”
Yama menyela. “Aku tau, kamu kan baik
sama semua orang. Lagian cuma aku juga sih. Yang lain baik banget
sama Saki. Nggak tau, aku nggak bisa baik sama dia.”
“Aneh.”
“Emang.” Yama merubah posisi duduk.
“Dia menyenangkan.”
“Bagimu.” sela Yama.
“Iie. Buktinya, yang lain juga gitu.
Kamu belum kenal sama dia aja Yam.”
“Mungkin.”
“Dibilangin nggak percaya. Dia
bener-bener menyenangkan. Nggak bosen sama dia. Asik banget. Dia
juga..”
“Hai hai hai. Kamu mbanggain dia terus
Yuto kun. Suki?” sahut Yama.
“Ore wa.. Lupakan. Yaah. Aku cuma bilang,
biar kamu juga enggak terus-terusan berantem sama dia. Rugi.”
“Hah? Hai. Hai. Apa lagi?” tanya
Yama, nggak minat.
“Nggak ada. Eh, aku bakal ngasih dia
tiket VVIP buat konser kita besok.” aku nyengir.
“NANI?! Kenapa kamu kasih tiket VVIP
Yuto kun?!” Yama mangap, berdiri.
“Soalnya, aku.. ah mau tau ajaa week.
Punyu punyu” aku memukul pundaknya, nyengir lebar.
“Doushite Yuto kun?! Jangan bilang kalo
kamu sama Saki..”
aku dah baca yg 1-3, ternyata bagus zah :D
ReplyDeleteheey akhirnya tak baca juga XD bagus bagus! LANJUTKAN! wkwkwkw
ReplyDelete@hani uweeee makasih Hani:D baca lanjutannya juga ya:D #promosi :p
ReplyDelete@ayik wooo lama banget! :p wkwk. SIAP BOS! ;)
nak, aku bimbang awalnya.
ReplyDeletesusah pula dengan layout item begini.
hahaha.
demo, aku suki. mana part lanjutannya?